Kisah Anak di Lampung yang Tega Penggal dan Arak Kepala Ayah
Pria asal Lampung Tengah, Kukuh (31), tega memenggal kepala ayahnya, Selamet, lalu membawa
kepala sang ayah keliling kampung. Pria yang diduga memiliki gangguan jiwa itu mengaku takut
disantet ayahnya.Awalnya Kukuh mengaku mendengar bisikan gaib sebelum melakukan pembunuhan.
Polisi menyebut tersangka takut disantet oleh korban sehingga ia mendahului membunuh korban.
"Keterangan tersangka melakukan pembunuhan disebabkan tersangka merasa akan disantet oleh
korban (bapaknya). Daripada tersangka mati disantet oleh korban, tersangka mendahului membunuh
korban dengan menggunakan satu bilah golok," ujar Kapolsek Kalirejo Iptu Edy Suhendra saat
dimintai konfirmasi.Peristiwa itu terjadi pada Senin (22/3) sekitar pukul 12.30 WIB. Pelaku yang
diduga orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) itu sempat meminta maaf kepada ayahnya sebelum
membunuh.
Kukuh menebas leher hingga kepala ayahnya putus dengan golok. Aksi sadis itu dilakukan saat sang
ayah sedang makan siang."Korban ditebas saat makan siang, sedang duduk, makan di belakang,
didatangi pelaku, dan minta maaf," kata Iptu Edi.Saat itu, Kukuh disebut sedang berdua saja dengan
ayahnya di rumah. Ibunya disebut sedang berada di sumur di luar rumah."Mereka hanya berdua waktu
kejadian, ada ibunya, tetapi itu jauh dari rumah. Memang pelaku datang ke belakang itu sudah bawa
golok," katanya.
Pelaku lantas membawa kepala yang baru saja ia tebas itu keliling kampung.Peristiwa itu membuat
geger warga Kampung Sendangrejo, Kecamatan Sendangagung, Lampung Tengah, Lampung. Kakak
pelaku yang mengetahui peristiwa tersebut lalu meminta saksi melapor ke Polsek Kalirejo. Tak berapa
lama, pelaku ditangkap dan diamankan di Polsek Kalirejo.
Pria Pancung Ayah di Lampung Kini Banyak Merenung
Saat ini pelaku masih diobservasi selama 14 hari di rumah sakit jiwa (RSJ). Pemeriksaan dilakukan
untuk mengetahui apakah Kukuh mengidap gangguan jiwa atau tidak.Polisi masih menunggu hasil
observasi dari RSJ terkait kasus ini. Kukuh kini merenung saat diobservasi di RSJ."Dia selalu
merenung, banyak diam," kata pejabat Humas RS Jiwa Kurungan Nyawa, David."Sesekali berdiri, jalan-jalan," sambungnya.
David menyebut proses observasi kondisi kejiwaan Kukuh dilakukan selama 14 hari. Dia mengatakan
pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui apakah Kukuh mengidap gangguan jiwa atau tidak."Banyak
proses selama pelaku diobservasi, jadi 14 hari baru bisa kita simpulkan. Hasil kesimpulan nanti kami
sampaikan kepada polisi untuk menentukan langkah lanjutan," katanya.
Dia mengatakan pihak RSJ tak memiliki catatan soal kondisi kejiwaan Kukuh. David menyebut
pihaknya bakal memeriksa dengan teliti soal kondisi kejiwaan Kukuh."Di kita tidak ada catatan, tidak
ada riwayat gangguan kejiwaan. Maka ini kita pastikan dulu, apakah benar saat melakukan dalam
kondisi gangguan atau sadar," katanya.
"Orang gangguan jiwa itu tidak selamanya. Ada masa dia normal, sadar, tetapi tidak bisa
mengendalikan. Itu yang sedang kita dalami, sadar atau tidak saat melakukan tindakan pembunuhan
kemarin," sambung David.